Di Indonesia
biasa disebut dengan “Maladewa”, negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan
atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia ini menjadikan
tempat yang layak untuk Anda berlibur, karena keindahannya serta nuansa
romantisnya tempat ini yang cocok untuk tempat memadu cinta Anda dengan orang
yang Anda sayangi. Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah
dan pemandangan bawah laut yang menarik sekitar 750.000 turis datang
mengunjungi kepulauan ini pada tiap tahunnya.
Nama Maladewa sendiri
mungkin berasal dari bahasa Sanskerta mālā
(untaian/kalungan) dan dvīpa (pulau),
atau Maala Divaina ("Untaian
Pulau-pulau") dalam bahasa Sinhala. Orang Maladewa disebut Dhivehin. Istilah Dheeb/Deeb (Bahasa
Dhivehi kuno, terkait dengan istilah Sanskerta dvīpa (yang artinya
"pulau", dan Dhives (Dhivehin) yang berarti "orang pulau"
(seperti halnya Maldivians).
Maladewa
terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya
Sri Lanka. Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah
terkecil di kawasan Asia. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa adalah
1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan
terendah di seluruh dunia.Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas
permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki
puncak tertinggi paling rendah di dunia. Uniknya lagi Negara ini terdiri dari
99% laut dan 1% daratan, oleh sebab itu tidak heran jika Maldives Island begitu
dominan dengan wisata lautnya.
Surga Yang Tertinggal
Maldives Island
sering kali disebut sebagai surga yang tertinggal. Memang tidak mengherankan
apabila banyak orang menyebut negara kepulauan ini dengan sebutan itu, karena negara
kecil ini mempunyai pesona pantai yang begitu eksotis dan juga memiliki pemandangan
bawah laut yang sangat indah.
Keindahan pantai
Maldives Island tersebar di pulau-pulau karangnya. Pantai-pantai indah tersebut
terbentang di 26 pulau karang yang berada di selatan India. Pulau-pulau
karangnya yang terkenal di antaranya adalah Male, Meeru, Hinnavaru, Addu City,
Kulhudhuffushi, dan Fuvahmulah. Jangan heran nanti jika suatu saat Anda bisa
berkunjung ketempat ini suara bising kendaraan menjadi sesuatu yang langka
disini, yang terdengar hanyalah suara deburan ombak yang menenangkan pikiran. Airnya
sangat bersih, bening berwarna kebiruan saat diterpa cahaya matahari. Air
lautnya tenang, tidak ganas, tidak ada ombak tinggi yang bergulung-gulung,
mungkin karena tempatnya yang terhalang oleh atol. Pengalaman yang tak akan
pernah Anda lupakan kala berenang di pantai pasir Maldives adalah banyaknya
bayi ikan hiu yang ikut berenang di sela-sela kaki kita.
Selain keindahan
pantai berpasir putih, pesona matahari terbit maupun tenggelam dapat Anda
saksikan dari Maldives Island. Tentu tempat ini sangat cocok bagi Anda yang
menginginkan saat-saat yang romantis bersama pasangan Anda. Sementara bagi Anda
yang menyukai fotografi, pada tempat ini banyak kita jumpai objek pemotretan
yang menggoda mata Anda.
Pemandangan
bawah laut Maldives Island juga tak kalah menakjubkan, dengan suhu sekitar
25-30 derajat Celcius sangat ideal untuk melakukan diving, snorkeling, atau
memancing. Airnya sangat bening, bahkan, di beberapa tempat, pemandangan dasar
laut dapat terlihat dengan jelas. Barisan terumbu karang dengan ikan
berwarna-warni, gua laut, Manta Ray, Eagle Ray, penyu, ikan Napoleon,
lumba-lumba, oceanic white tip shark, hammerhead sharks, dan lainnya juga dapat ditemukan dengan mudah.
Sekali lagi kami
katakan tak salah bila Maldives disebut sebagai surga yang tertinggal karena
pantainya yang indah, pemandangan bawah lautnya yang eksotik, lokasinya yang
“tersembunyi” di tengah lautan, biota lautnya yang melimpah dan terjaga. Ditambah
lagi, fasilitas akomodasi yang memadai, Hilton, Fourseason, dan sebagainya
telah ada di sini. Belum lagi resor-resor yang bertebaran di setiap pulaunya.
Bahkan Maldives
Island saat ini tengah membangun sebuah pulau berbentuk bintang yang akan
dinamakan Star Island. Pulau super
mewah ini akan menjadi hotel konvensi terapung yang mewah setelah selesai
nantinya. Star Island dirancang sedemikian rupa hingga hasil akhirnya nanti
akan berbaur secara alami dengan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau berbentuk
bintang berwarna hijau ini seolah-olah menggambarkan Maldives Island yang ingin
menaklukkan perubahan iklim. Hotel terapung ini rencananya akan menjadi lokasi
utama konvensi perubahan iklim dan pengelolaan air berkelanjutan. Harga yang
diajukan untuk menyewa sebuah bungalow di pulau ini pun tak main-main, yaitu
mencapai milyaran rupiah.
Sarana
transportasi paling mudah dari Indonesia ke Male adalah menggunakan pesawat
terbang. Rute penerbangan menuju Kepulauan Maladewa dapat ditempuh dengan cara
terbang menuju Kuala Lumpur terlebih dulu kemudian dilanjut dengan pesawat
menuju Colombo (Sri Lanka). Sudah tersedia beberapa maskapai penerbangan di
Indonesia yang membuka rute untuk penerbangan tersebut dengan harga tiket berkisar
antara Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 (PP) atau Rp 1.000.000 jika sedang promo. Dari
Colombo (Sri Lanka) Anda dapat menggunakan pesawat Srilankan Airlines langsung
menuju ibu kota Male, harganya berkisar Rp 2.000.000 (PP). Pada Februari 2014 Srilankan
Airlines dikabarkan siap melayani penerbangan Jakarta-Male dengan tarif sekitar
Rp. 7.000.000 (PP).
Bandara Maldives
Island termasuk salah satu bandara yang paling unik di dunia, karena
dikelilingi oleh Samudera Hindia. Di samping itu juga menawarkan pemandangan
yang sangat unik, menarik dan indah dari Kepulauan Maladewa. Bandara Male atau
Bandara Internasional Ibrahim Nasir yang terletak di Pulau Hulhule, di mana
pulau ini merupakan salah satu dari 26 pulau karang Maladewa dengan jarak
paling dekat ke ibu kota pulau Male.
Ancaman Global Warming di Surga
Maladewa bagai
permata di Samudera Hindia. Keindahan baharinya luar biasa, menarik wisatawan
dari berbagai belahan dunia. Tapi siapa sangka, negara kepulauan ini punya satu
pulau yang dipenuhi sampah. Ratusan ribu wisatawan yang berkunjung ke Maladewa
tiap tahunnya pastinya selalu meninggalkan kenang-kenangan berupa sampah di
surga yang tertinggal ini.
Ada salah satu
pulau di Maldives Island bernama Thilafushi atau biasa disebut juga “Pulau
Sampah”. Selama bertahun-tahun pulau malang ini dipenuhi 330 ton sampah tiap
harinya. Pulau sampah ini pun bertambah 1 meter persegi tiap 24 jam.
Padahal dulunya
pulau ini memiliki pantai seperti layaknya pulau-pulau lain di Maldives Island.
Ada sebuah laguna berair dangkal yang penuh karang. Semuanya berubah sejak pemerintah
di Kota Male memutuskan untuk menggunakan Thilafushi sebagai Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) di tahun 1992. Sejak saat itu pulau ini ramai kedatangan para
pemulung atau pekerja industri yang diutus untuk mengumpulkan beberapa benda.
Kapal-kapal barang datang silih berganti. Bahkan dulu, ada beberapa kapal yang
membuang sampah langsung ke laut karena tak tahan dengan bau yang pekat. Pemerintah
setempat pun langsung melarang pembuangan itu mulai 2011 lalu. Meski begitu,
tetap saja polusi udara dan air sepertinya sangat sulit untuk dihentikan.
Dari masalah
sampah yang menyebabkan polusi yang bisa merusak terumbu karang ini menjadi
alasan yang cukup kuat untuk memvonis negara kepulauan ini akan punah, bahkan beberapa
ilmuwan pun mengatakan tidak sampai 50 tahun kedepan, surga yang tertinggal ini
akan tenggelam. Bencana tsunami juga dikhawatirkan mengancam keberadaan pulau
yang mengagumkan ini. Saat terjadinya tsunami di Aceh pada 2004 silam, kawasan
Maldives Island pun tak luput dari amukan alam tersebut.
Jika menilik
dari luas Maldives Island sendiri yang hanya sekitar 300 kilometer persegi dengan ketinggian rata 1.5 meter dan dataran
paling tinggi hanya 2.3 meter diatas permukaan laut, menambah besar peluang
akan tenggelamnya kepulauan ini dangan adanya ancaman air laut yang bertambah
naik setiap tahunnya akibat pemanasan global.
Sebenarnya
Ketinggian seperti itu menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi pengembang
pariwisata Maldives Island. Namun, walaupun bayang bayang ancaman kenaikan air
laut selalu menghantui, hal tersebut tidak menyurutkan minat para wisatawan
dunia untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata terindah di dunia ini.
Banyak artis dunia, publik figur, maupun masyarakat umum yang menjadikan
kepulauan ini sebagai tempat wisata favorit untuk liburan. Layak dikunjungi
sebelum surga ini benar-benar hilang.



1 komentar:
Selamat pagi...perkenalkan saya Darma. Staf di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saat ini sedang studi di IPB dalam penyelesaian tesis di PS.Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Saya mengambil judul tesis Pengelolaan sampah di Pulau-pulau kecil.
Saya memohon kiranya bisa dibantu diberikan informasi tentang pustaka pengelolaan sampah di Maldives sebagai salah satu Negara yg berhasil melakukan Pengelolaan sampahnya. Jika tidak keberatan, berkenan di emailkan ke : dadisar499@gmail.com atau dadisar@ yahoo.com
Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada pemilik dan pengelola blog ini....Salam sukses
Posting Komentar