Rabu, 19 Februari 2014 | By: Sick6shit

Maldives Island

Di Indonesia biasa disebut dengan “Maladewa”, negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia ini menjadikan tempat yang layak untuk Anda berlibur, karena keindahannya serta nuansa romantisnya tempat ini yang cocok untuk tempat memadu cinta Anda dengan orang yang Anda sayangi. Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik sekitar 750.000 turis datang mengunjungi kepulauan ini pada tiap tahunnya.
Nama Maladewa sendiri mungkin berasal dari bahasa Sanskerta mālā (untaian/kalungan) dan dvīpa (pulau), atau Maala Divaina ("Untaian Pulau-pulau") dalam bahasa Sinhala. Orang Maladewa disebut Dhivehin. Istilah Dheeb/Deeb (Bahasa Dhivehi kuno, terkait dengan istilah Sanskerta dvīpa (yang artinya "pulau", dan Dhives (Dhivehin) yang berarti "orang pulau" (seperti halnya Maldivians).
Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa adalah 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia.Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia. Uniknya lagi Negara ini terdiri dari 99% laut dan 1% daratan, oleh sebab itu tidak heran jika Maldives Island begitu dominan dengan wisata lautnya.

Surga Yang Tertinggal
Maldives Island sering kali disebut sebagai surga yang tertinggal. Memang tidak mengherankan apabila banyak orang menyebut negara kepulauan ini dengan sebutan itu, karena negara kecil ini mempunyai pesona pantai yang begitu eksotis dan juga memiliki pemandangan bawah laut yang sangat indah.
Keindahan pantai Maldives Island tersebar di pulau-pulau karangnya. Pantai-pantai indah tersebut terbentang di 26 pulau karang yang berada di selatan India. Pulau-pulau karangnya yang terkenal di antaranya adalah Male, Meeru, Hinnavaru, Addu City, Kulhudhuffushi, dan Fuvahmulah. Jangan heran nanti jika suatu saat Anda bisa berkunjung ketempat ini suara bising kendaraan menjadi sesuatu yang langka disini, yang terdengar hanyalah suara deburan ombak yang menenangkan pikiran. Airnya sangat bersih, bening berwarna kebiruan saat diterpa cahaya matahari. Air lautnya tenang, tidak ganas, tidak ada ombak tinggi yang bergulung-gulung, mungkin karena tempatnya yang terhalang oleh atol. Pengalaman yang tak akan pernah Anda lupakan kala berenang di pantai pasir Maldives adalah banyaknya bayi ikan hiu yang ikut berenang di sela-sela kaki kita.
Selain keindahan pantai berpasir putih, pesona matahari terbit maupun tenggelam dapat Anda saksikan dari Maldives Island. Tentu tempat ini sangat cocok bagi Anda yang menginginkan saat-saat yang romantis bersama pasangan Anda. Sementara bagi Anda yang menyukai fotografi, pada tempat ini banyak kita jumpai objek pemotretan yang menggoda mata Anda.
Pemandangan bawah laut Maldives Island juga tak kalah menakjubkan, dengan suhu sekitar 25-30 derajat Celcius sangat ideal untuk melakukan diving, snorkeling, atau memancing. Airnya sangat bening, bahkan, di beberapa tempat, pemandangan dasar laut dapat terlihat dengan jelas. Barisan terumbu karang dengan ikan berwarna-warni, gua laut, Manta Ray, Eagle Ray, penyu, ikan Napoleon, lumba-lumba, oceanic white tip shark, hammerhead sharks, dan lainnya juga dapat ditemukan dengan mudah.
Sekali lagi kami katakan tak salah bila Maldives disebut sebagai surga yang tertinggal karena pantainya yang indah, pemandangan bawah lautnya yang eksotik, lokasinya yang “tersembunyi” di tengah lautan, biota lautnya yang melimpah dan terjaga. Ditambah lagi, fasilitas akomodasi yang memadai, Hilton, Fourseason, dan sebagainya telah ada di sini. Belum lagi resor-resor yang bertebaran di setiap pulaunya.
Bahkan Maldives Island saat ini tengah membangun sebuah pulau berbentuk bintang yang akan dinamakan Star Island. Pulau super mewah ini akan menjadi hotel konvensi terapung yang mewah setelah selesai nantinya. Star Island dirancang sedemikian rupa hingga hasil akhirnya nanti akan berbaur secara alami dengan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau berbentuk bintang berwarna hijau ini seolah-olah menggambarkan Maldives Island yang ingin menaklukkan perubahan iklim. Hotel terapung ini rencananya akan menjadi lokasi utama konvensi perubahan iklim dan pengelolaan air berkelanjutan. Harga yang diajukan untuk menyewa sebuah bungalow di pulau ini pun tak main-main, yaitu mencapai milyaran rupiah.

Sarana transportasi paling mudah dari Indonesia ke Male adalah menggunakan pesawat terbang. Rute penerbangan menuju Kepulauan Maladewa dapat ditempuh dengan cara terbang menuju Kuala Lumpur terlebih dulu kemudian dilanjut dengan pesawat menuju Colombo (Sri Lanka). Sudah tersedia beberapa maskapai penerbangan di Indonesia yang membuka rute untuk penerbangan tersebut dengan harga tiket berkisar antara Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 (PP) atau Rp 1.000.000 jika sedang promo. Dari Colombo (Sri Lanka) Anda dapat menggunakan pesawat Srilankan Airlines langsung menuju ibu kota Male, harganya berkisar Rp 2.000.000 (PP). Pada Februari 2014 Srilankan Airlines dikabarkan siap melayani penerbangan Jakarta-Male dengan tarif sekitar Rp. 7.000.000 (PP).
Bandara Maldives Island termasuk salah satu bandara yang paling unik di dunia, karena dikelilingi oleh Samudera Hindia. Di samping itu juga menawarkan pemandangan yang sangat unik, menarik dan indah dari Kepulauan Maladewa. Bandara Male atau Bandara Internasional Ibrahim Nasir yang terletak di Pulau Hulhule, di mana pulau ini merupakan salah satu dari 26 pulau karang Maladewa dengan jarak paling dekat ke ibu kota pulau Male.
Ancaman Global Warming di Surga
Maladewa bagai permata di Samudera Hindia. Keindahan baharinya luar biasa, menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia. Tapi siapa sangka, negara kepulauan ini punya satu pulau yang dipenuhi sampah. Ratusan ribu wisatawan yang berkunjung ke Maladewa tiap tahunnya pastinya selalu meninggalkan kenang-kenangan berupa sampah di surga yang tertinggal ini.
Ada salah satu pulau di Maldives Island bernama Thilafushi atau biasa disebut juga “Pulau Sampah”. Selama bertahun-tahun pulau malang ini dipenuhi 330 ton sampah tiap harinya. Pulau sampah ini pun bertambah 1 meter persegi tiap 24 jam.
Padahal dulunya pulau ini memiliki pantai seperti layaknya pulau-pulau lain di Maldives Island. Ada sebuah laguna berair dangkal yang penuh karang. Semuanya berubah sejak pemerintah di Kota Male memutuskan untuk menggunakan Thilafushi sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di tahun 1992. Sejak saat itu pulau ini ramai kedatangan para pemulung atau pekerja industri yang diutus untuk mengumpulkan beberapa benda. Kapal-kapal barang datang silih berganti. Bahkan dulu, ada beberapa kapal yang membuang sampah langsung ke laut karena tak tahan dengan bau yang pekat. Pemerintah setempat pun langsung melarang pembuangan itu mulai 2011 lalu. Meski begitu, tetap saja polusi udara dan air sepertinya sangat sulit untuk dihentikan.

Dari masalah sampah yang menyebabkan polusi yang bisa merusak terumbu karang ini menjadi alasan yang cukup kuat untuk memvonis negara kepulauan ini akan punah, bahkan beberapa ilmuwan pun mengatakan tidak sampai 50 tahun kedepan, surga yang tertinggal ini akan tenggelam. Bencana tsunami juga dikhawatirkan mengancam keberadaan pulau yang mengagumkan ini. Saat terjadinya tsunami di Aceh pada 2004 silam, kawasan Maldives Island pun tak luput dari amukan alam tersebut.
Jika menilik dari luas Maldives Island sendiri yang hanya sekitar 300 kilometer persegi  dengan ketinggian rata 1.5 meter dan dataran paling tinggi hanya 2.3 meter diatas permukaan laut, menambah besar peluang akan tenggelamnya kepulauan ini dangan adanya ancaman air laut yang bertambah naik setiap tahunnya akibat pemanasan global.

Sebenarnya Ketinggian seperti itu menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi pengembang pariwisata Maldives Island. Namun, walaupun bayang bayang ancaman kenaikan air laut selalu menghantui, hal tersebut tidak menyurutkan minat para wisatawan dunia untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata terindah di dunia ini. Banyak artis dunia, publik figur, maupun masyarakat umum yang menjadikan kepulauan ini sebagai tempat wisata favorit untuk liburan. Layak dikunjungi sebelum surga ini benar-benar hilang.

1 komentar:

Darma Saragih mengatakan...

Selamat pagi...perkenalkan saya Darma. Staf di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saat ini sedang studi di IPB dalam penyelesaian tesis di PS.Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Saya mengambil judul tesis Pengelolaan sampah di Pulau-pulau kecil.
Saya memohon kiranya bisa dibantu diberikan informasi tentang pustaka pengelolaan sampah di Maldives sebagai salah satu Negara yg berhasil melakukan Pengelolaan sampahnya. Jika tidak keberatan, berkenan di emailkan ke : dadisar499@gmail.com atau dadisar@ yahoo.com
Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada pemilik dan pengelola blog ini....Salam sukses

Posting Komentar