Rabu, 19 Februari 2014 | By: Sick6shit

Motivator Itu Bernama Cinta

Bulan kedua di awal tahun 2014, yaitu bulan februari yang sangat identik dengan kasih sayang serta cinta karena pada bulan ini terdapat peringatan yang biasa disebut dengan Valentine’s Day. Sebenarnya perayaan Valentine’s Day yang jatuh pada 14 Februari ini masih belum jelas asal-usulnya, karena terdapat beberapa versi yang menceritakan awal mula kisah perayaan hari tersebut. Dari beberapa versi yang ada, mungkin yang paling mendekati, dimana hari tersebut diidentikan dengan cinta dan kasih sayang adalah kisah tentang seorang pendeta yang bernama St. Valentine pada  masa Romawi kuno di bawah pemerintahan Kaisar Claudius. Karena hanya pada versi ini kita menemukan cerita yang nyerempet soal cintanya.
Konon diceritakan pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang Pendeta Kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan bernama Santo Valentine. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya. Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, maka mereka dengan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya. St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai Pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara diam-diam. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.

Sindrom Positif Jatuh Cinta
Setelah kita mereview tentang asal-usul hari Valentine yang menjadikan bulan Februari sebagai bulannya cinta (padahal setiap haripun pada diri kita penuh dengan cinta), sekarang kita mulai membahas arti pentingnya cinta dikehidupan kita. Sama halnya seperti terciptanya banyak macam versi tentang legenda yang menceritakan lahirnya hari valentine. Pengharfiahan cinta pun juga beragam, tapi yang menurut saya paling mendekati ialah sebuah aksi ataupun kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Dalam pengertian tersebut objeknya adalah manusia, jadi cinta manusia terhadap manusia lainnya, lebih spesifiknya lagi cinta terhadap satu manusia dengan manusia lainnya yang menjadi lawan jenisnya. Awal terjadi proses ini sendiri biasa disebut dengan “jatuh cinta”, dimana terjadinya sebuah pengalaman ajaib yang terjadi antara dua insan manusia. Penggunaan istilah “jatuh” menyiratkan bahwa proses ini dalam berbagai cara adalah tak terelakkan, tak terkendali, berisiko, tak dapat diubah, dan menempatkan dua insan tersebut dalam keadaan kerentanan. Sama seperti istilah “jatuh” dalam kata “jatuh sakit” atau “jatuh dalam perangkap”. Istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu hal (cinta) yang kuat.
Saat manusia sedang mengalami fase jatuh cinta ini, kebanyakan hidup mereka semakin bermakna dan bertambah indah yang secara tidak langsung melahirkan sindrom yang positif untuk membangun semangat serta motivasi pada diri orang yang sedang jatuh cinta. Dari mulai mereka semakin giat bekerja hingga giat beribadah, karena kebanyakan dari mereka yang sedang jatuh cinta ingin terus menunjukan bahwa diri mereka adalah yang terbaik bagi pasangannya. Maka terjadilah semangat baru yang mungkin saja belum pernah ia temui sebelumnya sepanjang hidupnya.
Walau terkadang juga kita temui efek yang negatif dari hasil produksi cinta ini, ada juga orang yang semakin malas-malasan karena pikiran orang tersebut hanya tertuju kepada orang yang sedang dia cintai. Bahkan orang yang sedang jatuh cintapun tanpa asupan makanan, akan terasa mengenyangkan. Padahal hal ini bisa berakibat buruk terhadap kesehatannya dan membuat orang tersebut tidak produktif dalam menjalani aktifitas kesehariannya.
Sadar atau tidak, terima atau tidak, percaya atau tidak sekalipun, dari yang namanya cinta seseorang bisa mengembangkan dirinya. Ada sebuah cerita yang pernah saya alami.  Seorang teman pria di kantor saya yang semulanya adalah seorang yang pendiam dan suka menunda pekerjaan tiba-tiba berubah menjadi seorang yang periang, tekun dan serius. Lalu saya mencoba iseng menginvestigasi fenomena perubahan teman saya tersebut, dan usut punya usut ternyata teman saya tersebut sedang "mengincar" wanita idamannya di kantor.
Strategi yang dilakukan untuk menarik perhatian wanita itu adalah dengan menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Dan  perubahan terjadi secara alami. Dalam masa tiga bulan “pengincaran”, teman saya itu sudah dua kali dikandidatkan sebagai staf dengan nilai terbaik, padahal belum pacaran dengan wanita tersebut lho!. Bayangkan, betapa ajaibnya sebuah perasaan jatuh cinta itu. Jika saja teman saya itu jatuh cinta dalam waktu enam bulan kedepan, saya juga sulit membayangkan akan jadi seperti apa posisi dia nantinya.
Menurut Professor Arthur Aron, seorang profesor dari Psychologist York University  yang telah meneliti dinamika orang yang sedang mengalami jatuh cinta mengatakan bahwa motivasi utama kita sebagai umat manusia adalah mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan serta keefektifan dalam hidup. Salah satu caranya untuk mencapainya adalah melalui hubungan kita dengan orang lain.
Lebih lanjut menurut Aron, teori pengembangan diri ini menjadi pemicu seseorang mengalami proses jatuh cinta. Biasanya, kita jatuh cinta dengan seseorang yang menarik dan cocok menurut kita, dan juga seseorang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan kita. Hal inilah yang membentuk situasi dimana ada kesempatan untuk membuka pintu pengembangan diri tadi. Faktanya, orang yang ta jatuh cinta atau orang yang saling mencintai biasanya menawarkan kesempatan baru, memberi pengalaman dan cerita baru, dan bila ini terus berlanjut menawarkan kesempatan untuk menjalani hubungan jangka panjang atau pernikahan.
Betapa uniknya salah satu anugerah dari Sang Pencipta ini. Dari sebuah perasaan yang tidak direncanakan hingga akhirnya memaksa kita untuk merencanakan “target” busur cinta kita dan menyusun strategi untuk bagaimana caranya agar bisa busur ini mengenai sasaran dan membuat sang target pun lemas tak berdaya dalam buaian racun busur cinta tersebut.
Pengembangan diri kita sudah dapat terlihat dari sini, mungkin yang tadinya kita tidak terbiasa giat dalam mencapai sebuah target. Sekarang hukumnya berubah menjadi wajib untuk giat dalam mengejar target tersebut. Pada proses giatnya seseorang disini secara paralel menyeret dirinya menjadi lebih baik, seperti pada cerita saya diatas ada perubahan yang sangat signifikan sehingga menjadikan dia menjadi sosok yang lebih baik dari hari kemarin.
Itu baru saat proses jatuh cintanya sesorang,saat baru satu pihak berusaha menjadi perhatian bagi sang idaman hatinya belum lagi saat sudah terjadinya hubungan cinta antara dua insan manusia. Saat terjadinya hubungan cinta terjadi two ways communication, dimana kedua anak manusia yang dirundung cinta ini sudah saling berinteraksi dalam teduhnya atap cinta mereka. Fakta berbicara, kebanyakan dari pasangan yang sedang mesra-mesranya memadu asmara, akan saling mengoreksi diri baik itu bertujuan untuk menjaga perasaan pasangannya ataupun perasaan dengan orang disekitarnya.
Lagi-lagi kita secara tidak sadar kita di motivasi oleh cinta agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, walau lebih tepatnya yang memotivasi kita adalah pasangan kita sendiri tapi hal tersebut ada berdasarkan rasa cinta itu sendiri. Semakin dalam pasangan itu terjerumus dalam lubang cinta maka bisa saja semakin deras juga arus motivasi pengembangan diri itu ada, bukan hal yang mustahil kan?.
Berlebihan Itu Tidak Baik
Jatuh cinta ternyata mendatangkan manfaat positif bagi mereka yang merasakannya, tapi bukan berarti saya menganjurkan Anda untuk banyak-banyak jatuh cinta. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, tidak terkecuali juga dalam cinta. Kenyataannya, efek jatuh cinta tidak jarang berlebih dan membuat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya. Jatuh cinta berlebih membuat Anda tidak bisa membedakan mana yang cinta secara tulus atau obsesi belaka. Jatuh cinta berlebih juga membuat Anda kehilangan diri sendiri demi pasangan.  Berikut ciri-ciri orang yang berlebihan dalam mencintai pasangannya :

Yang pertama ialah, selalu meminta maaf ke pasangan kita. Meminta maaf itu memang baik, dengan asumsi bahwa Anda memang bersalah dan berbuat sesuatu yang menyakiti hatinya. Tetapi bila Anda selalu meminta maaf pada semua masalah yang terjadi bahkan yang jelas-jelas adalah salah pasangan, ini tanda bahwa Anda takut hubungan berakhir dengan cara yang salah. Sering meminta maaf justru membuat pasangan meremehkan dan tidak menghargai Anda.
Selanjutnya adalah melupakan orang lain yang mencintai Anda. Ada banyak orang yang mencintai Anda selain pasangan Anda. Sayangnya, wanita atau pria yang terlalu mencintai pasangannya hanya akan fokus pada pasangan yang dia cintai. Wanita atau pria ini akan lupa cara memanjakan diri sendiri, lupa bahwa ada banyak orang yang mencintainya dan hanya fokus untuk membahagiakan pasangan. Ini bukan hal yang baik, karena Anda juga membutuhkan masukan dan cinta dari orang lain selain pasangan Anda, misalnya pihak keluarga.
Ciri berikutnya ialah sulit untuk menolak. Orang yang jatuh cinta sering sungkan menolak walaupun itu bertentangan dengan keinginan atau kata hatinya. Jika Anda susah menolak atau susah berkata tidak pada apapun keinginan pasangan Anda, itu merupakan sinyalemen buruk. Karena ini akan membuat Anda tidak dapat menunjukkan pemikiran dan kepribadian yang sebenarnya. Tegas pada diri sendiri itu penting, tidak selamanya menolak dan berkata tidak itu buruk.
Berubah sangat banyak demi pasangan Anda merupakan ciri selanjutnya jika Anda berlebihan dalam mencintai pasangan Anda. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalin hubungan, akan ada beberapa penyesuaian, tetapi penyesuaian ini tidak akan mengubah diri Anda. Jika dia sangat banyak menuntut agar Anda berubah seperti keinginannya, hingga akhirnya Anda tidak lagi mengenal siapa diri Anda dan apa keinginan Anda. Mencintai adalah belajar menerima dan saling melengkapi, bukan saling mengubah hanya untuk keegoisan diri sendiri.
Yang terakhir adalah bersedia tersiksa baik fisik atau verbal. Banyak wanita ataupun pria tidak sadar jika dia disakiti secara fisik dan verbal oleh pasangan yang dia cintai. Biasanya mereka bertahan dengan keyakinan bahwa si pasangannya akan berubah lebih lembut karena cinta, tetapi ini sangat jarang berhasil. Cinta seharusnya menciptakan sebuah perdamaian melainkan bukan malah timbul pertikaian apalagi hingga kekerasan.
Semoga Anda tidak termasuk kedalam ciri-ciri seperti yang saya sebutkan diatas, karena pastinya berimbas buruk pada diri Anda sendiri. Yang ada bukan pengembangan diri malah kemerosotan diri dan tidak mustahil image Anda menjadi buruk di hadapan orang banyak.
Selalu ada kegilaan dalam cinta, tetapi juga selalu ada alasan dalam kegilaan. Memang cinta itu gila tapi kita juga harus punya alasan yang baik untuk sebuah kegilaan tersebut, bukan berarti kita terlalu bodoh untuk menjalankan cinta yang gila dalam artian merugikan diri kita sendiri apalagi hingga merugikan orang lain. So, tetap control diri Anda agar cinta yang hadir dalam diri Anda menjadi motivator yang baik bagi Anda sendiri.

Terakhir saya sempilkan kutipan dari seorang novelis dari Amerika Nicholas Sparks, THE GREATER THE LOVE, THE GREATER THE TRAGEDY WHEN IT'S OVER”. Apakah Anda siap untuk menghadapi tragedi tersebut?.                

0 komentar:

Posting Komentar